Jumat, 12 Februari 2010
Omelette Story
We Must Write Our Own History
Bagi band yang baru muncul, jedah 3 tahun sangatlah merugikan karena orang jadi lupa dengan Omelette, apalagi puluhan band baru bermunculan bak jamur di musim hujan. Ada yang lewat jalur lndie dan major label, ada juga yang lahir dari ajang festival. Satu dua band akhirnya sukses dan ngetop sementara puluhan lainnya hilang tak terdengar lagi kabarnya.
Ada yang bilang omelette muncul di waktu yang kurang tepat. Ah.. persetan dengan pandangan orang, mereka toh tidak mengenal omelette, bagaimana kami dahulu dan akan kemana kami kelak. We must write our own history, walaupun jika untuk itu kami harus jatuh-bangun dan berdarah-darah.
Sejak album Persahabatan dirilis kami seperti tak habis dirundung malang. Persoalan datang silih berganti dan semua itu harus kami selesaikan satu demi satu. Kalau tidak dibantu dan disemangati oleh manajemen POS Entertainment –dalam hal ini Dhani Pette— barangkali kami sudah “gila”.
Bagi kami jauh lebih mudah untuk mengakhiri kisah Omelette sampai disini, tidak ngeband lagi dan berkonsentrasi penuh pada sekolah. Tetapi –batul kata orang— musik itu panggilan jiwa yang tidak mungkin kita abaikan. Jika kami tidak main musik, rasanya seperti ada lubang besar di dalam hati. Kami tidak tahu apa namanya, tetapi kami rasa semua musisi akan merasakan hal seperti itu.
Maka kamipun menguatkan diri, mencari kepingan yang cocok dan menyusun kembali Omelette. Karena semua pergolakan internal itu, vakum bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan waktu jeda 3 tahun itu.
Aries Gabung Garasi
Persoalan dimulai dengan perginya Aries. Drummer kami itu gabung dengan Grasi Band. Ceritanya, saat itu (tahun berapa????) ada tawaran audisi untuk casting film yang bercerita tentang perjuangan sebuah band baru. Kami (Nissa, Ryan, dan Aries) waktu itu ikut audisi. Aries yang diterima karena yang dicari adalah casting untuk peran drummer.
Sampai di situ kami oke saja. Yang tidak kami sangka, karakter band yang bernama Garasi dalam film tersebut terus dipertahankan di dunia nyata. Dan Aries pun terikat di sana. Tapi kekecewaan ini nggak berlangsung lama dan kamipun bisa menerima keadan ini, bahkan sejujurnya ada sedikit rasa bangga terhadap Aries, apalagi Garasi cukup sukses bahkan masih tetap eksisi hingga saat ini.
Aries sendiri bukanlah drumer Omelette yang pertama. Pemuda asal Cibadak Sukabumi ini adalah drummer ketiga, setelah Echa yang kini banyak main di komunitas jazz dan dan Hendy yang kini jadi drummer GIGI. Echa dan Hendy gabung Rian dan Nissa sewaktu Omelette masih bernama Telor Ceplok.
Dilihat dari sisi manapun Echa dan Hendy adalah drummer yang hebat, bahkan jika skill jadi ukuran satu-satunya, mereka adalah drummer terbaik yang pernah dimiliki Omelette. Toh kami tidak bisa menahan mereka tetap di Omelette, tapi kami tidak terlalu kecewa kok. Kami sadar bahwa apa yang kami inginkan belum tentu itu yang kami butuhkan.
Tak lama setelah Aries, datang Sandy Winarta, another great drummer that we’ve ever had. Sayangnya Sandy pun tidak bertahan lama. Semula kami menduga hal ini disebabkan karena kami tidak sepantaran, --Sandy lebih senior dibanding personal Omelette yang lain-- sehingga pergaulan kami jadi kikuk, tetapi ternyata bukan itu, setidaknya bukan itu faktor utamanya. Jiwa Sandy lebih condong ke Jazz ketimbang ke musik Omelette yang pop rock, maka kamipun melepasnya dengan damai. (bersambung)
Omelette Story (2)
Pukulan Telak, Tessa Cabut
Walaupun kami jatuh bangun setelah ditinggal Aries, yang terburuk belumlah datang. Pukulan paling telak adalah saat Tessa cabut tak lama setelah Sandy. Saat itu Omelette kembali menjadi “Rian dan Nissa.” Kami serasa masuk dalam mesin waktu dan seseorang memutar mundur 10 tahun dan… Cling…! kami adalah dua anak kecil yang keranjingan musik dan bermimpi menjadi rock star.
Waktu itu kami ingin Omelette bubar saja, sebab sepertinya nasib baik tidak pernah berpihak pada kami, tetapi Dhani Pette sekali lagi menyemangati kami untuk bertahan.
Dukungan itu juga diwujudkan dengan menggelar audisi vokalis. Sementara proses audisi berlangsung – dan ini ternyata berjalan sangat panjang— jika Omelette dapat job, kami pakai vokalis cabutan. Shashi (yang sekarang menjadi vokalis band Drew) salah satunya dewa penolong kami ketika itu.
Untuk posisi drummer kami masih sering dibantu Sandy walau pun dia sudah tidak lagi di Omelette dan Otto. Yang terakhir ini adalah drummer debutan yang akhirnya gabung dengan Omelette. Konon kabarnya Otto adalah drummer Biz Band, band yang tidak pernah kami dengar namanya.
Mencari vokalis ternyata susahnya minta ampun. Sepanjang tahun 2006 dan 2007, kami melakukan dua kali sesi audisi dengan peserta yang jumlahnya puluhan, eh.. nggak dapat-dapat juga, padahal kami tidak memberi batasan harus cewek atau cowok, usia juga kami buka saja asal tidak tua banget.
Pada audisi yang ke dua sebenarnya kami mendapatkan Aby, cewek yang usianya masih sangat muda, bahkan lebih muda dari Nissa yang selama ini kami anggap sebagai maskot karena kemudaannya itu. Karakter suara yang tinggi juga mirip Tessa. Tetapi ini pun –lagi-lagi-- tidak bisa kami pertahankan, padahal kami sudah membuat demo album 2 lho. Sony-BMG merasa karakter vocal Aby kurang cocok untuk musik Omelette.
Seperti pasangan suami istri yang berusaha keras untuk mempunyai anak, mendapati setiap kali terjadi kehamilan, setiap kali juga terjadi keguguran. Sesaat kami merasa gembira, tetapi sedetik kemudian tragedi menimpa. Well.. kami semua memang masih kecil dan belum pernah menikah, tetapi kami tidak bisa membuat analogi lain.
Kali ini kami benar-banar frustasi dan putus asa. Batalnya Aby gabung dengan Omelette juga membawa konsekwensi lain. Kami terpaksa membongkar semua lagu yang telah kami siapkan untuk disesuaikan dengan karakter vokalis yang baru kelak.
Di saat kami putus harapan, Fetty muncul entah dari mana. Saat itu Maret 2007, dengan diantar Eko kakaknya dia berdiri di depan pintu POS Entertainment “mau ikut audisi Omelette,” katanya malu-malu. Sesaat kami menduga dia penyanyi dangdut dan lagu-lagu melayu yang mau mencoba keberuntungan di Omelette yang pop rock. Meski demikian kami memutuskan untuk mencoba Fetty, walaupun melalui proses audisi “ogah-ogahan” karena kami semua merasa sudah mentok.
Saat itulah Fetty mencuri perhatian kami melalui suaranya yang tinggi dan ke kanak-kanakan, cocok dengan karakter Omelette. Kami yang semula loyo kembali bersemangat. Dan melalui beberapa kali uji coba akhirnya Fetty dinyatakan diterima dan gabung dengan Omelette.
Sepertinya pintu kemudahan itu mulai terbuka. Permainan drum Otto meningkat dengan pesat dan makin nge-groove dengan petikan gitar Rian dan betotan bas Nissa. Melihat kemajuan itu manajemen tanpa ragu lagi menarik Otto sebagai drummer Omelette.
Omelette pun bangkit kembali, ah.. kami tidak senang dengan istilah ini, kami lebih senang jika disebut dilahirkan kembali, lengkap sempurna: Rian (gitar), Nissa (bas), Otto (drum), dan Fetty (vocal).
Apakah formasi ini akan bertahan lama? Rasanya itu tidak perlu dipikirkan, setidaknya tidak untuk saat ini. Tugas kami sekarang adalah berkarya. Kegembiraan kami karena kelahiran kembali Omelette tidak berlangsung lama karena kerja keras sudah menunggu. Album 2 sudah menunggu, kali ini kami benar-benar akan menulis sejarah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar