Rabu, 24 Februari 2010

SKINHEAD


Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.
Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk.
Sejarah
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.
Pakaian
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.
Musik
Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.
Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.
Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.
Rasisme
Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.
Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.
Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977
Anarko-skinhead atau Anarko-skin adalah sebutan untuk sebuah gerakan anarkisme yang dilakukan oleh para Skinhead, mereka adalah kelompok skinhead anti-fasis yang fanatik, dan juga berasal dari kelas pekerja. Kebanyakan dari mereka bergabung dengan kelompok-kelompok anarkis seperti ASAP (Anarchist Skins and Punks/Kelompok Skinhead dan Punk Anarkis) di Amerika Serikat dan FASH (Federacion Anarco-Skinhead/Federasi Anarcho-skinhead) di Spanyol dan sebagian wilayah Amerika Latin. Beberapa lainnya bergabung dengan kelompok anti-rasis seperti SHARP (Skinheads Against Racial Prejudice) atau kelompok kiri seperti RASH (Red and Anarchist Skinheads). Serta banyak juga yang tidak bergabung dengan kelompok politik manapun.

Selasa, 23 Februari 2010

PUNK


Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Punk dan Anarkisme
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
Punk di Indonesia
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, shopie martin, darbost dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Anarko-punk adalah bagian dari gerakan punk yang dilakukan baik oleh kelompok, band, maupun individu-individu yang secara khusus menyebarkan ide-ide Anarkisme. Dengan kata lain, Anarko-punk adalah sebuah sub-budaya yang menggabungkan musik punk dan gerakan politik Anarkisme. Tidak semua punk diiidentikkan dengan anarkisme. Namun, anarkisme memiliki peran yang signifikan dalam punk. Begitu juga sebaliknya, punk memberikan pengaruh yang besar pada wajah dunia anarkisme kontemporer.
Beberapa band punk penting yang cukup popular dan dianggap sebagai pelopor dari gerakan anarko-punk antara lain Crass, Conflict, dan Subhumans. Sedangkan di indonesia beberapa band anarko-punk yang cukup populer antara lain Marjinal, Bunga Hitam, dan lain sebagainya.
Beberapa isu politik yang banyak diangkat oleh anarko-punk antara lain dukungannya terhadap gerakan anti perang, hak hidup satwa, feminisme, isu lingkungan, kebersamaan, anti kapitalisme, dan beberapa kasus-kasus yang juga banyak diangkat oleh para anarkis pada umumnya.

Jumat, 19 Februari 2010


Betapa indah engkau, wahai bumi, betapa kemilau ..
Betapa sempurna ketundukanmu pada cahaya ..
Betapa mulia ketaatanmu pada matahari ..
Betapa pintar engkau berkudung naungan ..
Betapa cantik wajahmu bercadar kegelapan ..
Betapa merdu nyanyian fajarmu ..
Betapa luhur ratib malammu ..
Betapa sempurna engkau, wahai bumi, betapa megah dirimu ..

Aku berjalan di padangMu ..
Mendaki gunungMu ..
Menuruni lembahMu ..
Memanjat batu cadasMu ..
Kumasuki guaMu ..

Harga dirimu di gunung ..
Ketenanganmu di lembah ..
Semangatmu pada bebatuan ..
Kebisuanmu di gua ..
Engkau membentang dalam kekuatan ..
Menjulang dalam rendah diri ..
Melandai dalam ketinggian ..
Lembut dalam kekasaran ..
Yang menjelaskan rahasia dan harta simpanannya ..

BetaPa inDah keBesaran CiptaaN Yang Maha Kuasa .....

===============================
===============================

Hidup ini Satu kali
Hanya untuk Bahagiakanmu
Jiwa ini Milik kamu
Kupastikan Untukmu

Bersamaku kau bahagia
Takkan pernah kau sesali
Dua hati satu jiwa
Kuyakinkan untukmu

Semua cinta… semua rasa…
Kupersembahkan padamu..
4ever...

Jumat, 12 Februari 2010

Fetty Sofian – Vocalist Omelette


Nama asli / lengkap : Fetty Nurhediana
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 8 Februari 1990
Motto hidup : “Manfaatkanlah waktu dgn sebaik2Nya”
Vocalist favorit : Kelly Clarkson, Avril Lavigne
Band favorit : GIGI, Slank
Jenis musik favorit : Rock, Pop
Group : LG
BENEZONE
REBOUND
OMELETTE

Fetty bersyukur banget kepada Allah SWT, karnaNya lah gw bisa menjadi seperti ini dan semua yang gw inginkan sedari awal mula karir gw bernyanyi dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
Gw anak ke 4 dari 4 bersaudara, waktu nyokap gw hamil anak ke-4 yaitu gw, Fetty, nyokap gw ngidam kaset ALIAS suka banget dengerin musik He…he… Keluarga gw semuanya pecinta musik Indonesia bgt dech, tapi yang bener2 jadi penyanyi cuma dua orang aja, anak nomor 3 dan 4, tapi kita beda jurusan Alias beda aliran musikna’ ….
Awal mula karir, tahun 1995 waktu itu umur gw masih 5 tahun (masih piyik), awalnya sih gw suka ikut nganterin mba yeni (my sister) nyanyi di Ancol aja. Waktu itu dia jadi “Artis Cilik Ancol”. Nah karna keseringan nonton, gw jadi suka banget nyanyi dech,,, akhirnya gw mulai coba2 nyumbang lagu, tapi nyokap gw ga ngebolehin, takut ditimpukin penonton kataNya, tapi nyatanya ga tuch,,, gw tetep nekat pengen bgt jadi penyanyi kaya mba yeni. Akhirnya dari sinilah karir nyanyi gw bermula. Lagu chikita meidy yg berjudul kuku-kuku adlh lagu andalan gw wkt itu. Pada wkt itu lagi booming2nya lagu anak2. Tiap hari minggu gw dan mba yeni rutin nyanyi di Pasar Seni Ancol bersama artis2 cilik lainx. Bonyok gw sangat mendukung kegiatan ankx bernyanyi. Bokap nyokap gw sgt menyukai musik walopun mrk bkn penyanyi/Musisi. Ga jarang gw dpt tawaran nyanyi Organ TunGGal di Acara Pernikahan etc. Tiap kali ada job nyokap gw lah yg slalu setia nganterin gw kemana2.
Sedari kecil gw terinspirasi sama mba Atiek CB. Gayanya, kacamatanya,,, sampe2 setiap gw mau nyanyi dipanggil Atiek CB or Fety Imoet Sm Mcnya…Coz waktu itu gw Rocker Cilik abiZz siy… ciri khas gw waktu dlu pake kacamata, celana kulit, anting hidung euy (tapi bo’ong, yang nempel doank getho.. he..he..), dan yang ga ketinggalan rambut gw diputar2.. tengil bgt dech pokoknye…???
Awal mula gw gabung sama Band, waktu gw kelas 4 SD th ’98 smp th’ 99 “ Gemilang Band “ namanya,,, personelnya 5 orang, anak SD smuanya lg, pokoknya masih KECIL2 smua dey… waktu itu lagi jamanNya SKA. Gemilang band seringnya main di acara2 festival band, suka jd featuring, dan band pembuka. Tapi dlu blum sempet sampai recording.. dan akhirnya th 1999 gw keluar dr Gemilang, dlu fans nya Gemilang dah ada, mudah-mudahan aja masih pada inget sm gw ya…namun karir nyanyi gw trus berjalan. Selain nerima job organ tunggal dan pembuka artis2 cilik, seperti Joshua dll, dlu gw juga pernah mencoba rekaman lagu ank2 baik itu Solo/TRIO, namun gax berkelanjutan.
SMP kelas 1, thn 2001, gw gabung sm beberapa Band, dr 13 jiwa, IF band, etc. dan gw masih aktif nyanyi di Ancol. Tp, kegiatan nyanyi gw sempet vakum juga siyY,,, pada akhirnya ketika umur 14 thn, gw mulai mencoba mengikuti ajang pemilihan Model 4Eyes di suatu majalah Remaja, yaitu Aneka Yess. Selain itu gw sering bgt ngikutin casting baik sinetron maupun iklan. Gue pernah juga terlibat di beberapa sinetron dan iklan. Terus terang gw suka banget dengan itu semua. Slaen itu, gw juga hobi ngelukis. Gw ngikutin casting2 model dari umur 14 tahun sampe dengan 16 tahun (dari smp ke sma lah).
Ketika awal SMA gw masih sering ikut model, sampe sekitar umur 15 ke 16. Tapi selain itu gw mulai ngeband di café – café dan kls 2 SMA pernah juga nyobain musik country tuk Main di TVRI. Dari gw kelas 1 sma, sampe dengan 3 sma, gw nyanyi bareng Band Café di ancol, dan di beberapa café di Jakarta. Nyanyi dr mlm smp pagi, bsk paginya gw skolah… cape+ngantuk bgt,,,,, alhamdullh gw bisa ngebagi waktu antara nyanyi dan sekolah. 2007 gw berhenti nyanyi di café,karna mw konsen buat UAN, Slaen nyanyi di café, gw juga masih sering ngikutin casting iklan, sintetron, dan pemotretan di majalah2. Saking aktif ny, gw pengen nyoba hal baru yang pastinya positif. Dan pada suatu saat, gw bertemu dengan bang manto (vocalist salah satu band café). Karena dialah gw ditemukan sama kak doni (vocalist MAHA). Pada awalnya gw cuma di minta bantuan untuk ngisi demo2 lagu nya kak dony but ga berkelanjutan. Tapi pada suatu saat, gw disuruh ikutan audisi, buat jadi vocalist nya omelette. Kebetulan, omelette itu satu manajemen ama MAHA. Jadi nya gw ikutan lah audisi. Dan gw ga nyangka, ternyata gw kepilih jadi vocalistnya. Smoga aja gw bisa terus2an berkarir di omelette.

Nissa Hamzah – Bassist Omelette


Nama asli / lengkap : Tjut Faranissa Bachrumsyah
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 22 April 1989
Motto hidup : “Fight to be what I want to be”
Bassist favorit : Marcus Miller, Jaco Pastorius, etc.
Band favorit : Bon Jovi, GIGI, etc.
Jenis musik favorit : Rock, Pop, Funk, banyak deh…
Group : Aria Grands (1999 – 2001)
Telor Ceplok (2000 – 2003)
Music School All Stars (2002 - 2003)
Omelette (2003 – sekarang)

Gw sangat bersyukur gw di lahirkan dari rahim seorang pemusik. Nyokap gw pemain gitar. Di era 70an, nyokap gw punya band namanya “Aria Junior”. Personel nya kakak – beradik semua, kecuali vocalist nya. Semua personil nya cewe, kecuali drummernya, adek nyokap gw yang paling kecil. Senior – senior gw di musik sih bilang, band nyokap gw pada masa nya, lumayan di kenal. Selain karna personel Aria Junior hampir semuanya cewe, saat itu band emang masih dikit banget jumlah nya. Dan stasiun TV juga baru ada satu, TVRI. Kata nya sih ampir tiap hari band nyokap gw masuk TVRI. Aria Junior bertahan ampe personel nya pada nikah, kira - kira di pertengahan tahun 80an. Tapi setelah nikah pun, tawaran - tawaran masih diterima. Hanya aja di batasin banget, karna berhubung udah pada jadi ibu, keluarga lebih di prioritaskan.
Inget cerita kayak gitu, bikin gw dari kecil pengen masuk ke dalam dunia musik. Dari masih kecil banget, balita kayaknya, gw sering ikut nonton nyokap gw kalo nyokap gw ngeband. Gw tertarik banget ama musik. Waktu kelas 3 SD, gw ngebet banget pengen belajar musik. Akhirnya gw disuruh les piano dulu ama nyokap gw. Tapi ternyata belajar piano bikin gw bosen. Gw ga gitu suka sama piano. Akhirnya cuma beberapa bulan, gw berenti. Gw pindah ke gitar. Gw berharap, gitar bisa cocok buat gw. Mudah-mudahan aja gw bisa kayak nyokap gw. Tapi ternyata ga juga, cuma tahan beberapa bulan. Belum putus asa, waktu kelas 4 SD, gw pindah lagi, belajar drum. Nah, gw rada suka ama alat musik yang ini. Mungkin ada 1 tahun gw sempet belajar drum. Tapi karna waktu itu rumah gw di renovasi, gw ngungsi and drum gw di simpen. Jadi gw brenti les and maen drum.
Suatu ketika, setelah rumah gw kelar di renovasi, sepupu - sepupu gw maen ke rumah gw. Dan kebetulan di rumah gw ada studio musik nya. Pada maen lah sepupu2 gw. Pas gw masuk studio, posisi drum udah ada yang maen. Cuma bass yang belum ada pemain nya. Yauda, gw coba aja iseng-iseng maen bass. Ternyata gw tertarik dan ada keinginan untuk belajar. Gw minta nyokap gw datengin guru bass ke rumah gw. Dan akhirnya gw private bass gt tapi gw lupa nama gurunya karna cuma sbentar gt.
Seiring berjalan nya waktu, gw makin serius maen bass. Kelas 6 SD, gw di kenalin sama Yesaya. Dia drummer gt, seumuran gw. Dia anaknya pemain gitar senior, Willy Sumantri, yang era nya sama kayak nyokap gw gt lah. Nah, pas gw kenalan, dia udah jago bgt gt. Gw masih mble’ e banget maen nya, rada jiper banget tuh. Saat itu kan gw ama kakak gw juga, Rian, dan saat itu dia maen gitarnya juga udah lumayan. Jadi bener2 cuma gw yang blum bisa apa2. Gw akhirnya minta di masukin ke kursus bass. Gw masuk lah ke farabi, April tahun 2000. Ga lama setelah gw masuk farabi, gw ama rian and yesaya ikutan festival band di Jakarta Convention Centre (JCC). Ga nyangka banget dengan skill gw yang pas2an, band gw bisa dapet juara 2. Buat gw itu suatu hal yang perlu dibanggakan, karna saat itu gw masih kelas 6 SD, dan peserta yang laen udh tua2 smua. Dan itu pertama kalinya kita ikut festival.
Di farabi gw les ama mas Dika “Ada Band”. Tapi ga tahan lama juga, hanya 6 bulan gw les, gw keluar. Gw pindah ke Purwacaraka, supaya gw bisa les sama bassist yang gw kagumi banget, sering banget gw liat dia di TV, maen sama siapa aja, dan setelah gw telusuri, namanya Indro Hardjodikoro. Dari situ, gw mulai serius banget maen bass. Gw les rada lama juga. Dan ga lama setelah gw mulai les sama mas Indro, gw ikut festival bass, pada Maret 2001. Dan ga gw sangka banget, gw bisa menang dapet juara 1. Dari situ, semangat gw makin meledak2. Gw brusaha terus supaya gw bisa maju. Gw latian terus, dan belajar dari guru bass gw, yang pada saat itu mas Indro.
Stelah itu, gw mulai sering ikut2 festival band. Dan kali ini, gw , rian, and yesaya udah punya nama band, yaitu Telor Ceplok. Nama ini keluar dari bokap nya Yesaya, kata beliau sih supaya gampang diinget aja. Telor Ceplok gak punya vocalist tetap. Selalu ganti2, dan pake additional keyboard yang ganti2 juga. Dan rata2, mreka lebih tua dari kita be3. Pertengahan tahun 2001, Telor Ceplok ikut festival band lagi di JCC. Tapi yang ngadain beda. Nama festival nya “Gong 2001”. Kita ga terlalu berharap kita bisa jadi no 1. Karna liat dari saingan nya juga, jago2 banget dan umur nya jauh dari kita. Juri nya juga musisi professional smua, dari mulai Budhy Haryono, Gilang Ramadhan, Riza Arshad, pokoknya banyak dewh. Tapi alhamdulillah, ternyata Telor Ceplok juara 1. Slaen itu, gw juga dapet best bassist. Rian dapet best guitarist, and yesaya juga dapet best drummer. Bener2 ga nyangka banget, gw masih kelas 1 smp saat itu. Dengan bangga banget kita pulang bawa 4 piala. Slaen “Gong 2001”, di akhir tahun 2001 Telor Ceplok ikut festival band lagi di ancol. Namanya “Sweet 17th Band Competition”. Dan ga nyangka juga, Telor Ceplok dapet juara 1 lagi. Gw and yesaya juga dapet best bassist and best drummer. Di tambah lagi, kita dapet best composition, karna lagu kita dinilai paling bagus dari peserta yang laen. Bener2 ga bisa dilupain deh masa masa itu.
Capek ikut festival, gw ama rian pengen masuk ke dunia rekaman. Tapi ternyata yesaya beda prinsip sama gw and rian. Dia gmau rekaman, dia masih pengen ikut2 festival. Akhirnya sambil jalan waktu, Telor Ceplok sering maen di event2 khusus kayak tahun baru, valentine’s day, pekan raya Jakarta, perpisahan sekolah, dll. Tapi lama kelamaan yesaya ngundurin diri dari telor ceplok. Ini menyebabkan gw harus cari drummer laen. Sering nonton band ny om donny suhendra (yang saat itu guru gitar nya rian), gw tertarik untuk gabung sama drummer nya. Saat itu dia masih muda, beda ama gw cuma 9 tahun. Dan dia adalah hendy, drummer asal banjarmasin. Stelah ada hendy, kita be 3 mulai cari vocalist dan buat2 lagu, karna hendy juga tertarik untuk buat album. Di tengah jalan, nyokap gw ngubungin Dewa Budjana. Maksud telfon nya nyokap gw, nyokap gw pengen ktemu dan pengen nanya2 seputar dunia rekaman. Akhirnya ktemu lah di Hilton. Dan tanpa kita ktahui, ternyata mas budjana bawa manager nya, Dhani Pette. Gtau knapa, besokan ny, mas Dhani itu malah bilang mau bantu kita untuk rekaman. Mas Dhani waktu itu baru ngebentuk POS Entertainment, yang kebetulan lagi mau nyari artis untuk mreka produce. Dan akhirnya proses rekaman pun dimulai. Dan budjana menyarankan supaya nama Telor Ceplok di ganti aja jadi Omelette.
Sayang banget, pas Omelette udah ketemu vocalist, yaitu Tessa, dan kelar rekaman, hendy di tawarin jadi drummer gigi. Dan gw ama rian juga ga bisa bilang apa2, karna memang sbenernya kita beda prinsip. Gw sama rian masih sibuk sekolah, sedangkan hendy udah serius banget di musik. Jadi mundur lah hendy dari omelette. Tapi omelette tetep jalan tanpa hendy. Jadi di cover, omelette cuma ber 3: gw, rian, and tessa. Dan album perdana omelette pun keluar pada Maret 2005.
Masuk ke POS Entertainment membuat gw blajar banyak hal. Apalagi sejak omelette sering kolaborasi sama artis2 yang lebih senior dari kita. Sampai saat ini, omelette udah pernah featuring sama Armand Maulana, Andy /rif, Shanty, Fadly Padi, Lusy Rachmawati, Tohpati, dan masih banyak lagi lah. Pengalaman kayak gini bikin gw banyak belajar. Di tambah lagi, di tahun 2005 akhir, gw di tawarin Thomas Ramdhan untuk ikutan masuk ke album Bass Heroes yang di buat SONY BMG. Suatu tantangan yang besar banget buat gw. Apalagi di dalam Bass Heroes itu ada guru2 dan idola2 gw. Tadi nya gw ga yakin, gw bilang ke mas Dhani, kayaknya gw blum layak untuk masuk ke situ. Tapi beliau berhasil meyakinkan dan membujuk gw untuk usaha dan kerja keras. Akhirnya gw bisa juga nyiptain satu komposisi yang menonjolkan permainan bass gw, judul nya “Rush”.
Saat ini, Omelette udah ada formasi baru. Gw sih pengen nya ga brubah2 lagi. Gw udah cukup nyaman sama formasi saat ini. Skrg, omelette itu:gw, rian, otto (drum), and fety (vocal). Vocalist omelette ganti karna pada pertengahan tahun 2006, tessa ngundurin diri karna lagi2 perbedaan prinsip. Slaen ama omelette, saat ini gw juga lagi bikin trio bass sama guru2/idola gw: mas Indro Hardjodikoro n mas Arya Setyadi. Gw berharap semoga gw bisa terus berkarya di dunia musik.

Omelette Story


We Must Write Our Own History

Bagi band yang baru muncul, jedah 3 tahun sangatlah merugikan karena orang jadi lupa dengan Omelette, apalagi puluhan band baru bermunculan bak jamur di musim hujan. Ada yang lewat jalur lndie dan major label, ada juga yang lahir dari ajang festival. Satu dua band akhirnya sukses dan ngetop sementara puluhan lainnya hilang tak terdengar lagi kabarnya.

Ada yang bilang omelette muncul di waktu yang kurang tepat. Ah.. persetan dengan pandangan orang, mereka toh tidak mengenal omelette, bagaimana kami dahulu dan akan kemana kami kelak. We must write our own history, walaupun jika untuk itu kami harus jatuh-bangun dan berdarah-darah.

Sejak album Persahabatan dirilis kami seperti tak habis dirundung malang. Persoalan datang silih berganti dan semua itu harus kami selesaikan satu demi satu. Kalau tidak dibantu dan disemangati oleh manajemen POS Entertainment –dalam hal ini Dhani Pette— barangkali kami sudah “gila”.

Bagi kami jauh lebih mudah untuk mengakhiri kisah Omelette sampai disini, tidak ngeband lagi dan berkonsentrasi penuh pada sekolah. Tetapi –batul kata orang— musik itu panggilan jiwa yang tidak mungkin kita abaikan. Jika kami tidak main musik, rasanya seperti ada lubang besar di dalam hati. Kami tidak tahu apa namanya, tetapi kami rasa semua musisi akan merasakan hal seperti itu.

Maka kamipun menguatkan diri, mencari kepingan yang cocok dan menyusun kembali Omelette. Karena semua pergolakan internal itu, vakum bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan waktu jeda 3 tahun itu.
Aries Gabung Garasi

Persoalan dimulai dengan perginya Aries. Drummer kami itu gabung dengan Grasi Band. Ceritanya, saat itu (tahun berapa????) ada tawaran audisi untuk casting film yang bercerita tentang perjuangan sebuah band baru. Kami (Nissa, Ryan, dan Aries) waktu itu ikut audisi. Aries yang diterima karena yang dicari adalah casting untuk peran drummer.

Sampai di situ kami oke saja. Yang tidak kami sangka, karakter band yang bernama Garasi dalam film tersebut terus dipertahankan di dunia nyata. Dan Aries pun terikat di sana. Tapi kekecewaan ini nggak berlangsung lama dan kamipun bisa menerima keadan ini, bahkan sejujurnya ada sedikit rasa bangga terhadap Aries, apalagi Garasi cukup sukses bahkan masih tetap eksisi hingga saat ini.

Aries sendiri bukanlah drumer Omelette yang pertama. Pemuda asal Cibadak Sukabumi ini adalah drummer ketiga, setelah Echa yang kini banyak main di komunitas jazz dan dan Hendy yang kini jadi drummer GIGI. Echa dan Hendy gabung Rian dan Nissa sewaktu Omelette masih bernama Telor Ceplok.

Dilihat dari sisi manapun Echa dan Hendy adalah drummer yang hebat, bahkan jika skill jadi ukuran satu-satunya, mereka adalah drummer terbaik yang pernah dimiliki Omelette. Toh kami tidak bisa menahan mereka tetap di Omelette, tapi kami tidak terlalu kecewa kok. Kami sadar bahwa apa yang kami inginkan belum tentu itu yang kami butuhkan.

Tak lama setelah Aries, datang Sandy Winarta, another great drummer that we’ve ever had. Sayangnya Sandy pun tidak bertahan lama. Semula kami menduga hal ini disebabkan karena kami tidak sepantaran, --Sandy lebih senior dibanding personal Omelette yang lain-- sehingga pergaulan kami jadi kikuk, tetapi ternyata bukan itu, setidaknya bukan itu faktor utamanya. Jiwa Sandy lebih condong ke Jazz ketimbang ke musik Omelette yang pop rock, maka kamipun melepasnya dengan damai. (bersambung)

Omelette Story (2)
Pukulan Telak, Tessa Cabut

Walaupun kami jatuh bangun setelah ditinggal Aries, yang terburuk belumlah datang. Pukulan paling telak adalah saat Tessa cabut tak lama setelah Sandy. Saat itu Omelette kembali menjadi “Rian dan Nissa.” Kami serasa masuk dalam mesin waktu dan seseorang memutar mundur 10 tahun dan… Cling…! kami adalah dua anak kecil yang keranjingan musik dan bermimpi menjadi rock star.

Waktu itu kami ingin Omelette bubar saja, sebab sepertinya nasib baik tidak pernah berpihak pada kami, tetapi Dhani Pette sekali lagi menyemangati kami untuk bertahan.

Dukungan itu juga diwujudkan dengan menggelar audisi vokalis. Sementara proses audisi berlangsung – dan ini ternyata berjalan sangat panjang— jika Omelette dapat job, kami pakai vokalis cabutan. Shashi (yang sekarang menjadi vokalis band Drew) salah satunya dewa penolong kami ketika itu.

Untuk posisi drummer kami masih sering dibantu Sandy walau pun dia sudah tidak lagi di Omelette dan Otto. Yang terakhir ini adalah drummer debutan yang akhirnya gabung dengan Omelette. Konon kabarnya Otto adalah drummer Biz Band, band yang tidak pernah kami dengar namanya.

Mencari vokalis ternyata susahnya minta ampun. Sepanjang tahun 2006 dan 2007, kami melakukan dua kali sesi audisi dengan peserta yang jumlahnya puluhan, eh.. nggak dapat-dapat juga, padahal kami tidak memberi batasan harus cewek atau cowok, usia juga kami buka saja asal tidak tua banget.

Pada audisi yang ke dua sebenarnya kami mendapatkan Aby, cewek yang usianya masih sangat muda, bahkan lebih muda dari Nissa yang selama ini kami anggap sebagai maskot karena kemudaannya itu. Karakter suara yang tinggi juga mirip Tessa. Tetapi ini pun –lagi-lagi-- tidak bisa kami pertahankan, padahal kami sudah membuat demo album 2 lho. Sony-BMG merasa karakter vocal Aby kurang cocok untuk musik Omelette.

Seperti pasangan suami istri yang berusaha keras untuk mempunyai anak, mendapati setiap kali terjadi kehamilan, setiap kali juga terjadi keguguran. Sesaat kami merasa gembira, tetapi sedetik kemudian tragedi menimpa. Well.. kami semua memang masih kecil dan belum pernah menikah, tetapi kami tidak bisa membuat analogi lain.

Kali ini kami benar-banar frustasi dan putus asa. Batalnya Aby gabung dengan Omelette juga membawa konsekwensi lain. Kami terpaksa membongkar semua lagu yang telah kami siapkan untuk disesuaikan dengan karakter vokalis yang baru kelak.

Di saat kami putus harapan, Fetty muncul entah dari mana. Saat itu Maret 2007, dengan diantar Eko kakaknya dia berdiri di depan pintu POS Entertainment “mau ikut audisi Omelette,” katanya malu-malu. Sesaat kami menduga dia penyanyi dangdut dan lagu-lagu melayu yang mau mencoba keberuntungan di Omelette yang pop rock. Meski demikian kami memutuskan untuk mencoba Fetty, walaupun melalui proses audisi “ogah-ogahan” karena kami semua merasa sudah mentok.

Saat itulah Fetty mencuri perhatian kami melalui suaranya yang tinggi dan ke kanak-kanakan, cocok dengan karakter Omelette. Kami yang semula loyo kembali bersemangat. Dan melalui beberapa kali uji coba akhirnya Fetty dinyatakan diterima dan gabung dengan Omelette.

Sepertinya pintu kemudahan itu mulai terbuka. Permainan drum Otto meningkat dengan pesat dan makin nge-groove dengan petikan gitar Rian dan betotan bas Nissa. Melihat kemajuan itu manajemen tanpa ragu lagi menarik Otto sebagai drummer Omelette.

Omelette pun bangkit kembali, ah.. kami tidak senang dengan istilah ini, kami lebih senang jika disebut dilahirkan kembali, lengkap sempurna: Rian (gitar), Nissa (bas), Otto (drum), dan Fetty (vocal).

Apakah formasi ini akan bertahan lama? Rasanya itu tidak perlu dipikirkan, setidaknya tidak untuk saat ini. Tugas kami sekarang adalah berkarya. Kegembiraan kami karena kelahiran kembali Omelette tidak berlangsung lama karena kerja keras sudah menunggu. Album 2 sudah menunggu, kali ini kami benar-benar akan menulis sejarah.